BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Minyak bumi (Crude Oil) dan gas alam
merupakan senyawa hidrokarbon. Rantai karbon yang menyusun minyak bumi dan gas
alam memiliki jenis yang beragam dan tentunya dengan sifat dan karakteristik
masing-masing. Sifat dan karakteristik dasar minyak bumi inilah yang menentukan
perlakuan selanjutnya bagi minyak bumi itu sendiri pada pengolahannya. Hal ini
juga akan mempengaruhi produk yang dihasilkan dari pengolahan minyak tersebut.
Berdasarkan model OWEM (OPEC World
Energy Model), permintaan minyak dunia pada periode jangka menengah (2002-2010)
diperkirakan meningkat sebesar 12 juta barel per hari (bph) menjadi 89 juta bph
atau tumbuh rata-rata 1,8% per tahun. Sedangkan pada periode berikutnya (2010-2020),
permintaan naik menjadi 106 juta bph dengan pertumbuhan sebesar 17 juta bph.
Pengetahuan tentang minyak bumi dan
gas alam sangat penting untuk kita ketahui, mengingat minyak bumi dan gas alam
adalah suatu sumber eneri yang tidak dapat diperbaharui, sedangkan penggunaan
sumber energi ini dalam kehidupan kita sehari-hari cakupannya sangat luas dan
cukup memegang peranan penting atau menguasai hajat hidup orang banyak. Sebagai
contoh minyak bumi dan gas alam digunakan sebagai sumber energi yang banyak
digunakan untuk memasak, kendaraan bermotor, dan industri, kedua bahan bakar
tersebut berasal dari pelapukan sisa-sisa organisme sehingga disebut bahan
bakar fosil.
Oleh karen itu sebagai generasi penerus bangsa, kita
juga harus memikirkan bahan bakar alternatif apa yang dapat digunakan untuk
menggantikan bahan bakar fosil ini, jika suatu saat nanti bahan bakar ini
habis.
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah:
a.
Dapat mengetahui serta mendalami pengetahuan penulis
terkait minyak bumi.
b.
Dapat mengetahui Produk dari hasil pengolahan minyak
bumi
c.
Dapat mengetahui dampak yang ditimbulkan dari
pembakaran minyak bumi yang tidak sempurna
Manfaat
Produk hasil
pengolahan minyak bumi bermanfaat untuk kebutuhan hidup manusia misalnya
bensin, solar, minyak, pelumas dan lain sebagainya. Dan pembakaran yang
tidak sempurna dari minyak bumi akan mengakibatkan dampak yang buruk bagi
lingkungan dan tubuh manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
Minyak Bumi
Minyak Bumi merupakan
campuran dari berbagai macam hidrokarbon, jenis molekul yang paling sering ditemukan adalah
alkana
(baik yang rantai lurus maupun bercabang), sikloalkana, hidrokarbon
aromatik, atau senyawa kompleks seperti aspaltena. Setiap minyak Bumi mempunyai
keunikan molekulnya masing-masing, yang diketahui dari bentuk fisik dan ciri-ciri kimia,
warna, dan viskositas.
Alkana, juga disebut dengan parafin, adalah hidrokarbon tersaturasi dengan rantai
lurus atau bercabang yang molekulnya hanya mengandung unsur karbon dan hidrogen dengan
rumus umum CnH2n+2. Pada umumnya minyak Bumi mengandung 5
sampai 40 atom karbon per molekulnya, meskipun molekul dengan jumlah karbon
lebih sedikit/lebih banyak juga mungkin ada di dalam
campuran tersebut.
Alkana dari pentana
(C5H12) sampai oktana (C8H18)
akan disuling menjadi bensin,
sedangkan alkana jenis nonana
(C9H20) sampai heksadekana
(C16H34) akan disuling menjadi diesel, kerosene dan bahan
bakar jet). Alkana dengan atom karbon 16 atau lebih akan
disuling menjadi oli/pelumas. Alkana dengan jumlah atom karbon lebih besar
lagi, misalnya parafin wax mempunyai 25
atom karbon, dan aspal
mempunyai atom karbon lebih dari 35. Alkana dengan jumlah atom karbon 1 sampai
4 akan berbentuk gas dalam suhu ruangan, dan dijual sebagai elpiji (LPG). Di
musim dingin, butana (C4H10), digunakan sebagai bahan
campuran pada bensin, karena tekanan uap butana yang tinggi akan membantu mesin
menyala pada musim dingin. Penggunaan alkana yang lain adalah sebagai pemantik
rokok. Di beberapa negara, propana (C3H8) dapat dicairkan
dibawah tekanan sedang, dan digunakan masyarakat sebagai bahan bakar
transportasi maupun memasak.
Sikloalkana, juga
dikenal dengan nama naptena, adalah hidrokarbon tersaturasi yang
mempunyai satu atau lebih ikatan rangkap pada karbonnya, dengan rumus umum CnH2n.
Sikloalkana memiliki ciri-ciri yang mirip dengan alkana tapi memiliki titik
didih yang lebih tinggi.
Hidrokarbon aromatik adalah hidrokarbon tidak tersaturasi
yang memiliki satu atau lebih cincin planar karbon-6 yang disebut cincin benzena, dimana
atom hidrogen akan berikatan dengan atom karbon dengan rumus umum CnHn.
Hidrokarbon seperti ini jika dibakar maka akan menimbulkan asap hitam pekat.
Beberapa bersifat karsinogenik.
Semua jenis molekul yang
berbeda-beda di atas dipisahkan dengan distilasi fraksional di
tempat pengilangan minyak untuk menghasilkan bensin, bahan bakar jet, kerosin,
dan hidrokarbon lainnya. Contohnya adalah 2,2,4-Trimetilpentana (isooktana), dipakai
sebagai campuran utama dalam bensin,
mempunyai rumus kimia C8H18 dan bereaksi dengan oksigen
secara eksotermik:[14]
2 C8H18(l)
+ 25 O2(g) → 16 CO2(g) +
18 H2O(g) + 10.86 MJ/mol (oktana)
Jumlah dari masing-masing molekul pada
minyak Bumi dapat diteliti di laboratorium. Molekul-molekul ini biasanya akan
diekstrak di sebuah pelarut, kemudian akan dipisahkan di kromatografi gas, dan
kemudian bisa dideteksi dengan detektor yang cocok.
Pembakaran yang tidak
sempurna dari minyak Bumi atau produk hasil olahannya akan menyebabkan produk
sampingan yang beracun. Misalnya, terlalu sedikit oksigen yang bercampur maka
akan menghasilkan karbon monoksida. Karena suhu dan tekanan yang
tinggi di dalam mesin kendaraan, maka gas buang yang dihasilkan oleh mesin
biasanya juga mengandung molekul nitrogen oksida yang dapat
menimbulkan asbut.
Komposisi Minyak Bumi
Komposisi minyak bumi dikelompokkan ke dalam empat kelompok,
yaitu:
1.
Hidrokarbon Jenuh (alkana)
·
Dikenal dengan alkana atau parafin
·
Keberadaan rantai lurus sebagai komponen utama
(terbanyak), sedangkan rantai bercabang lebih sedikit
·
Senyawa penyusun diantaranya:
a.
Metana CH4
b.
etana CH3
CH3
c.
propana CH3
CH2 CH3
d.
butana CH3
(CH2)2 CH3
e.
n-heptana CH3
(CH2)5 CH3
f.
iso oktana
CH3 - C(CH3)2 CH2 CH (CH3)2
2.
Hidrokarbon Tak Jenuh (alkena)
·
Dikenal dengan alkena
·
Keberadaannya hanya sedikit
·
Senyawa penyusunnya:
a.
Etena, CH2
CH2
b.
Propena, CH2
CH CH3
c.
Butena, CH2
CH CH2 CH3
3.
Hidrokarbon Jenuh berantai siklik (sikloalkana)
·
Dikenal dengan sikloalkana atau naftena
·
Keberadaannya lebih sedikit dibanding alkana
·
Senyawa penyusunnya :
a. Siklopropana
b. Siklopentana
c. Siklobutana
d. Siklopheksana
4.
Hidrokarbon aromatik
·
Dikenal sebagai seri aromatik
·
Keberadaannya sebagai komponen yang kecil/sedikit
·
Senyawa penyusunannya:
a.
Naftalena
b.
Benzena
c.
Antrasena
d.
Toluena
5.
Senyawa Lain
·
Keberadaannya sangat sedikit sekali
·
Senyawa yang mungkin ada dalam minyak bumi adalah
belerang, nitrogen, oksigen dan organo logam (kecil sekali)
Produk Hasil Pengolahan dan Manfaat Minyak
Bumi
Keberadaan minyak bumi dan berbagai
macam produk olahannya memiliki manfaat yang sangat penting dalam kehidupan
kita sehari-hari, sebagai contoh penggunaan minyak tanah, gas, dan bensin.
Tanpa ketiga produk hasil olahan minyak bumi tersebut mungkin kegiatan
pendidikan, perekonomian, pertanian, dan aspek-aspek lainnya tidak akan dapat
berjalan lancar. Dibawah ini adalah beberapa produk hasil olahan minyak bumi
beserta pemanfaatannya:
1. Bahan bakar
gas
Bahan bakar gas terdiri dari :
LNG (Liquified Natural Gas) dan LPG (Liquified
Petroleum Gas)
Bahan baker gas biasa digunakan untuk keperluan rumah
tangga dan indusri.
Elpiji, LPG (liquified
petroleum gas,harfiah: "gas minyak bumi yang dicairkan"), adalah
campuran dari berbagai unsur hidrokarbon yang berasal darigas alam. Dengan
menambah tekanan dan menurunkan suhunya, gas berubah menjadi cair. Komponennya
didominasi propana dan butana. Elpiji juga mengandung hidrokarbon ringan lain
dalam jumlah kecil, misalnya etana dan pentana
Dalam kondisi atmosfer, elpiji akan
berbentuk gas. Volume elpiji dalam bentuk cair lebih kecil dibandingkan dalam
bentuk gas untuk berat yang sama. Karena itu elpiji dipasarkan dalam bentuk
cair dalam tabung-tabung logam bertekanan. Untuk memungkinkan terjadinya
ekspansi panas (thermal expansion) dari cairan yang dikandungnya, tabung
elpiji tidak diisi secara penuh, hanya sekitar 80-85% dari kapasitasnya. Rasio
antara volume gas bila menguap dengan gas dalam keadaan cair bervariasi
tergantung komposisi, tekanan dan temperatur, tetapi biasaya sekitar 250:1.
Tekanan di mana elpiji berbentuk
cair, dinamakan tekanan uap-nya, juga bervariasi tergantung komposisi dan
temperatur; sebagai contoh, dibutuhkan tekanan sekitar 220 kPa (2.2 bar) bagi
butana murni pada 20 °C (68 °F) agar mencair, dan sekitar 2.2 MPa (22 bar) bagi
propana murni pada 55°C (131 °F).
Menurut spesifikasinya, elpiji
dibagi menjadi tiga jenis yaitu elpiji campuran, elpiji propana dan elpiji
butana. Spesifikasi masing-masing elpiji tercantum dalam keputusan Direktur
Jendral Minyak dan Gas Bumi Nomor: 25K/36/DDJM/1990. Elpiji yang dipasarkan
Pertamina adalah elpiji campuran.
Sifat elpiji
Sifat elpiji terutama adalah sebagai
berikut:
- Cairan dan gasnya sangat mudah terbakar
- Gas tidak beracun, tidak berwarna dan biasanya
berbau menyengat
- Gas dikirimkan sebagai cairan yang bertekanan di
dalam tangki atau silinder.
- Cairan dapat menguap jika dilepas dan menyebar
dengan cepat.
- Gas ini lebih berat dibanding udara sehingga akan
banyak menempati daerah yang rendah.
Penggunaan elpiji
Penggunaan Elpiji di Indonesia
terutama adalah sebagai bahan bakar alat dapur (terutama kompor gas). Selain
sebagai bahan bakar alat dapur, Elpiji juga cukup banyak digunakan sebagai
bahan bakar kendaraan bermotor (walaupun mesin kendaraannya harus dimodifikasi
terlebih dahulu).
Bahaya elpiji
Salah satu resiko penggunaan elpiji
adalah terjadinya kebocoran pada tabung atau instalasi gas sehingga bila
terkena api dapat menyebabkan kebakaran. Pada awalnya, gas elpiji tidak berbau,
tapi bila demikian akan sulit dideteksi apabila terjadi kebocoran pada tabung
gas. Menyadari itu Pertamina menambahkan gas mercaptan, yang baunya khas dan
menusuk hidung. Langkah itu sangat berguna untuk mendeteksi bila terjadi kebocoran
tabung gas. Tekanan elpiji cukup besar (tekanan uap sekitar 120 psig), sehingga
kebocoran elpiji akan membentuk gas secara cepat dan merubah volumenya menjadi
lebih besar.
2. Naptha atau
Petroleum eter, biasa digunakan sebagai pelarut dalam industri.
3. Gasolin
(bensin), biasa digunakan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor.
4. Kerosin
(minyak tanah), biasa digunakan sebagai bahan bakar untuk keperluan rumah
tangga. Selain itu kerosin juga digunakan sebagai bahan baku pembuatan bensin
melalui proses cracking.
Minyak tanah (bahasa Inggris: kerosene atau paraffin)
adalah cairan hidrokarbon yang tak berwarna dan mudah terbakar. Dia diperoleh
dengan cara distilasi fraksional dari petroleum pada 150°C and 275°C (rantai
karbon dari C12 sampai C15). Pada suatu waktu dia banyak digunakan dalam lampu
minyak tanah tetapi sekarang utamanya digunakan sebagai bahan bakar mesin jet
(lebih teknikal Avtur, Jet-A, Jet-B, JP-4 atau JP-8).
Sebuah bentuk dari kerosene dikenal sebagai RP-1dibakar dengan oksigen cair
sebagai bahan bakar roket. Nama kerosene diturunkan dari bahasa Yunani keros
(κερωσ, wax ).
Biasanya, kerosene didistilasi langsung dari minyak mentah membutuhkan perawatan khusus, dalam sebuah unit Merox atau, hidrotreater untuk mengurangi kadar belerangnya dan pengaratannya. Kerosene dapat juga diproduksi oleh hidrocracker, yang digunakan untuk mengupgrade bagian dari minyak mentah yang akan bagus untuk bahan bakar minyak.
Penggunaanya sebagai bahan bakar untuk memasak terbatas di negara berkembang, di mana dia kurang disuling dan mengandung ketidakmurnian dan bahkan "debris".
Bahan bakar mesin jet adalah kerosene yang mencapai spesifikasi yang diperketat, terutama titik asap dan titik beku.
Biasanya, kerosene didistilasi langsung dari minyak mentah membutuhkan perawatan khusus, dalam sebuah unit Merox atau, hidrotreater untuk mengurangi kadar belerangnya dan pengaratannya. Kerosene dapat juga diproduksi oleh hidrocracker, yang digunakan untuk mengupgrade bagian dari minyak mentah yang akan bagus untuk bahan bakar minyak.
Penggunaanya sebagai bahan bakar untuk memasak terbatas di negara berkembang, di mana dia kurang disuling dan mengandung ketidakmurnian dan bahkan "debris".
Bahan bakar mesin jet adalah kerosene yang mencapai spesifikasi yang diperketat, terutama titik asap dan titik beku.
Kegunaan lain
Kerosene biasa di gunakan untuk
membasmi serangga seperti semut dan mengusir kecoa. Kadang di gunakan juga
sebagai campuran dalam cairan pembasmi serangga seperti pada merk/ brand
baygone.
5. Minyak solar
atau minyak diesel, biasa digunakan sebagai bahan bakar untuk mesin diesel pada
kendaraan bermotor seperti bus, truk, kereta api dan traktor. Selain itu,
minyak solar juga digunakan sebagai bahan baku pembuatan bensin melalui proses
cracking.
6. Minyak
pelumas, biasa digunakan untuk lubrikasi mesin-mesin.
7. Residu
minyak bumiyang terdiri dari :
·
Parafin , digunakan dalam proses pembuatan
obat-obatan, kosmetika, tutup botol, industri tenun menenun, korek api, lilin
batik, dan masih banyak lagi.
·
Aspal , digunakan sebagai pengeras jalan
raya
Dampak
Pembakaran Minyak Bumi terhadap Lingkungan dan Kesehatan
Pembakaran minyak bumi yang tidak
sempurna, akan menghasilkan senyawa-senyawa kimia yang dalam bentuk gas dapat
mencemari udara dan kadang-kadang mengasilkan partikel-pertikel yang
menimbulkan asap cukup tebal, sehingga dapat menyebabkan terjadinya pencemaran
udara.
Pencemaran lain adalah gas karbon
monoksida, Co, gas ini berbahaya pada tubuh manusia karena lebih mudah terikat
pada hemoglobin darah, sehingga kemampuan darah mengikat oksigen menjadi
menurun.
-
Dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh sistem
transportasi yang tidak "sustainable" dapat dibagi dalam 2 kelompok
besar yaitu dampak terhadap lingkungan udara dan dampak terhadap lingkungan
air.
Kualitas udara perkotaan
sangat menurun akibat tingginya aktivitas transportasi. Dampak yang timbul
meliputi meningkatnya konsentrasi pencemar konservatif yang meliputi: · Karbon
monoksida (CO) · Oksida sulfur (SOx) · Oksida nitrogen (NOx) · Hidrokarbon (HC)
· Timbal (Pb) · Ozon perkotaan (O3) · Partikulat (debu) Perubahan kualitas
udara perkotaan telah diamati secara menerus di beberapa kota baik oleh
Bapedalda maupun oleh BMG.
Secara tidak langsung, kegiatan
transportasi akan memberikan dampak terhadap lingkungan air terutama melalui
air buangan dari jalan raya. Air yang terbuang dari jalan raya, terutama
terbawa oleh air hujan, akan mengandung bocoran bahan bakar dan juga larutan
dari pencemar udara yang tercampur dengan air tersebut.
-
Dampak terhadap kesehatan
Dampak terhadap kesehatan
merupakan dampak lanjutan dari dampak terhadap lingkungan udara. Tingginya
kadar timbal dalam udara perkotaan telah mengakibatkan tingginya kadar timbal
dalam darah.
-
Dampak terhadap ekonomi
Dampak terhadap ekonomi lebih
banyak merupakan dampak turunan terutama dari adanya dampak terhadap kesehatan.
Dampak terhadap ekonomi akan semakin bertambah dengan terjadinya kemacetan dan
tingginya waktu yang dihabiskan dalam perjalanan sehari-hari. Akibat dari
tingginya kemacetan dan waktu yang dihabiskan di perjalanan, maka waktu kerja
semakin menurun dan akibatnya produktivitas juga berkurang.
Polusi Udara Akibat Pembakaran Bahan Bakar Fosil
1.
Sumber Bahan Pencemaran.
a. Pembakaran Tidak Sempurna
b. Menghasilkan asap yang mengandung gas karbon
monoksida (CO), partikel karbon (jelaga),
dan sisa bahan bakar (hidroksida).
c. Pengotor dalam Bahan Bakar
d. Bahan bakar fosil mengandung sedikit belerang yang
akan menghasilkan oksida belerang (SO2 atau SO3).
e. Bahan Aditif (Tambahan) dalam Bahan Bakar
f. Bensin yang ditambahi tetraethyllead (TEL) yang
punya rumus molekul Pb(C2H5)4 akan menghasilkan partikel timah hitam berupa
PbBr2.
2. Asap Buang Kendaraan Bermotor
a. Gas Karbon Dioksida (CO2)
Sebenarnya, gas karbon dioksida tidak
berbahaya. Tetapi, gas karbon dioksida tergolong gas rumah kaca, sehingga
peningkatan kadar gas karbon dioksida di udara dapat mengakibatkan peningkatan
suhu permukaan bumi yang disebut pemanasan global.
b. Gas Karbon Monoksida (CO)
b. Gas Karbon Monoksida (CO)
Gas karbon monoksida tidak berwarna dan
berbau, sehingga kehadirannya tidak diketahui. Gas karbon monoksida bersifat
racun, dapat menimbulkan rasa sakit pada mata, saluran pernapasan, dan
paru-paru. Bila masuk ke dalam darah melalui pernapasan, gas karbon monoksida
bereaksi dengan hemoglobin darah, membentuk karboksihemoglobin (COHb).
CO + Hb → COHb
Hemoglobin seharusnya bereaksi dengan oksigen menjadi
oksihemoglobin (O2Hb) dan dibawa ke sel-sel jaringan tubuh yang memerlukan.
O2 + Hb → O2Hb
Namun, afinitas gas karbon monoksida terhadap hemoglobin sekitar 300 kali lebih besar daripada oksigen. Bahkan hemoglobin yang telah mengikat oksigen dapat diserang oleh gas karbon monoksida.
Namun, afinitas gas karbon monoksida terhadap hemoglobin sekitar 300 kali lebih besar daripada oksigen. Bahkan hemoglobin yang telah mengikat oksigen dapat diserang oleh gas karbon monoksida.
CO + O2Hb → COHb + O2
Jadi, gas karbon monoksida menghalangi fungsi vital hemoglobin untuk membawa oksigen bagi tubuh.
Cara mencegah peningkatan gas karbon monoksida
di udara adalah dengan mengurangi penggunaan kendaraan bermotor dan pemasangan
pengubah katalitik pada knalpot.
c. Oksida Belerang (SO2 dan SO3)
c. Oksida Belerang (SO2 dan SO3)
Belerang dioksida yang terhisap
pernapasan bereaksi dengan air di dalam saluran pernapasan, membentuk asam
sulfit yang dapat merusak jaringan dan menimbulkan rasa sakit. Bila SO3
terhisap, yang terbentuk adalah asam sulfat (lebih berbahaya). Oksida belerang
dapat larut dalam air hujan dan menyebabkan terjadi hujan asam.
d. Oksida Nitrogen (NO dan NO2)
d. Oksida Nitrogen (NO dan NO2)
Campuran NO dan NO2 sebagai pencemar
udara biasa ditandai dengan lambang NOx. Ambang batas NOx di udara adalah 0,05
ppm. NOx di udara tidak beracun (secara langsung) pada manusia, tetapi NOx ini
bereaksi dengan bahan-bahan pencemar lain dan menimbulkan fenomena asbut
(asap-kabut). Asbut menyebabkan berkurangnya daya pandang, iritasi pada mata
dan saluran pernapasan, menjadikan tanaman layu, dan menurunkan kualitas
materi.
e. Partikel Timah Hitam
Senyawa timbel dari udara dapat mengendap
pada tanaman sehingga bahan makanan terkontaminasi. Keracunan timbel yang
ringan dapat menyebabkan gejala keracunan timbel, seperti sakit kepala, mudah
teriritasi, mudah lelah, dan depresi. Keracunan yang lebih hebat menyebabkan
kerusakan otak, ginjal, dan hati.
3. Pengubah Katalitik
Salah satu cara untuk mengurangi
bahan pencemar yang berasal dari asap kendaraan bermotor adalah memasang
pengubah katalitik pada knalpot kendaraan. Pengubah katalitik berupa silinder
dari baja tahan karat yang berisi suatu struktur berbentuk sarang lebah yang
dilapisi katalis (biasanya platina). Pada separuh bagian pertama dari pengubah
katalitik, karbon monoksida bereaksi dengan nitrogen monoksida membentuk karbon
dioksida dan gasnitrogen.
katalis
2CO(g) + 2NO(g) → 2CO2(g) + N2(g)
Gas-gas racun gas tak beracun Pada
bagian berikutnya, hidrokarbon dan karbon monoksida (jika masih ada) dioksidasi
membentuk karbon dioksida dan uap air. Pengubah katalitik hanya dapat berfungsi
jika kendaraan menggunakan bensin tanpa timbel.
4.Efek Rumah Kaca
Berbagai gas dalam atmosfer, seperti
karbon dioksida, uap air, metana, dan senyawa keluarga CFC, berlaku seperti
kaca yang melewatkan sinar tampak dan ultraviolet tetapi menahan radiasi
inframerah. Oleh karena itu, sebagian besar dari sinar matahari dapat mencapai
permukaan bumi dan menghangatkan atmosfer dan permukaan bumi. Tetapi radiasi
panas yang dipancarkan permukaan bumi akan terperangkap karena diserap oleh
gas-gas rumah kaca.
Efek rumah kaca berfungsi sebagai
selimut yang menjaga suhu permukaan bumi rata-rata 15˚C. Tanpa karbon dioksida
dan uap air di atmosfer, suhu rata-rata permukaan bumi diperkirakan sekitar
–25˚C. Jadi, jelaslah bahwa efek rumah kaca sangat penting dalam menentukan
kehidupan di bumi. Akan tetapi, peningkatan kadar dari gas-gas rumah kaca dapat
menyebabkan suhu permukaan bumi menjadi terlalu tinggi sehingga dapat
mneyebabkan berbagai macam kerugian.
5. Hujan Asam
Air hujan biasanya sedikit bersifat
asam (pH sekitar 5,7). Hal itu terjadi karena air hujan tersebut melarutkan gas
karbon dioksida yang terdapat dalam udara, membentuk asam karbonat.
CO2(g) + H2O(l) → H2CO3(aq)
CO2(g) + H2O(l) → H2CO3(aq)
Asam Karbonat
Air hujan dengan pH kurang dari 5,7
disebut hujan asam.
a. Penyebab Hujan Asam
a. Penyebab Hujan Asam
SO2(g) + H2O(l) → H2SO3(aq)
asam sulfit
SO3(g) + H2O(l) → H2SO4(aq)
asam sulfat
2NO2(g) + H2O(l) → HNO2(aq) +
HNO3(aq)
asam nitrit asam nitrat
b. Masalah yang Ditimbulkan Hujan Asam
- Kerusakan Hutan
- Kematian Biota Air
- Kerusakan Bangunan
Bahan bangunan sedikit-banyak mengandung kalsuim
karbonat. Kalsium karbonat larut dalam asam, maka dapat bereaksi.
CaCO3(s) + 2HNO3(aq) → Ca(NO3)2(aq)
+ H2O(l) + CO2(g)
c. Cara Menangani Hujan Asam
- Menetralkan asam
- Mengurangi emisi SO2
- Mengurangi emisi oksida nitrogen
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Proses pembentukan minyak bumi yaitu
berasal dari reaksi kalsium karbida, CaC2 (dari reaksi antara batuan
karbonat dan logam alkali) dan air yang menghasilkan asetilena yang dapat
berubah menjadi minyak bumi pada temperatur dan tekanan tinggi.
Minyak bumi selain bahan bakar juga
sebagai bahan industri kimia yang penting dan bermanfaat dalam kehidupan
sehari-hari yang disebut petrokimia.
Produk hasil pengolahan minyak bumi
antara lain : Bahan bakar, napta, gasoline, kerosin, minyak solar, minyak
pelumas dan residu.
Dampak yang ditimbulkan dari
pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna Pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna, akan menghasilkan
senyawa-senyawa kimia yang dalam bentuk gas dapat mencemari udara dan
kadang-kadang mengasilkan partikel-pertikel yang menimbulkan asap cukup tebal,
sehingga dapat menyebabkan terjadinya pencemaran udara.
Pencemaran lain adalah gas karbon
monoksida, Co, gas ini berbahaya pada tubuh manusia karena lebih mudah terikat
pada hemoglobin darah, sehingga kemampuan darah mengikat oksigen menjadi
menurun.
3.2 Saran
Oleh karena
minyak bumi itu proses pembentukannya lama, maka kita harus berhemat dalam
pemanfaatannya, agar minyak bumi itu tidak cepat habis. Dan penggunaan bensin /
bahan bakar haruslah yang tidak berdampak negatif terhadap lingkungan alam
sekitarnya
0 komentar:
Posting Komentar